Selamat Jalan Papih

Thursday, August 02, 2012 Ester Herliana 2 Comments


19 Maret 2012

“Good Bye Dad, See You in One Time that We Will Never Be Apart”

Hari Senin 19 Maret 2012 tepat 1 minggu setelah hari ulang tahun Papih ke-55. Aku selalu teringat hari itu.. Pukul 10 pagi hari di mana aku merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup. Perasaanku saat itu sungguh hancur, sering terlintas dalam pikiranku “Why God?” .. Kenapa Harus aku?? Kenapa Tuhan begitu cepat memanggil Dia?? Kami masih sangat membutuhkan dia! Aku belum cukup membuat Dia bahagia , Aku ga siap Tuhan!

Hatiku hancur , separuh bagian dari hidupku hilang. Aku merasa salah satu sayapku hilang. Sayap yang selalu menopang , sebagai pelindung , dan yang selalu memberi rasa aman. Hatiku begitu hancur, entah apa yang harus aku lakukan saat itu.. 1 hal yang aku ingat aku hanya ingin ikut pergi bersama Papih. 

Sampai kapanpun aku ga bisa melupakan pelukan hangat papih , belaian lembut di rambutku , kecupan sayang di dahiku , hembusan nafasnya.. everything.. Papih selalu menjadi teladan buat aku ,dia yang membuat aku mengerti akan kasih di tengah keluarga ,dia yang mengajari aku tentang ketulusan.. 

Saat aku jenuh di studi kuliahku, dia selalu mengingatkanku dengan nasihatnya..

“Ester , kamu bersyukur ada kesempatan untuk kuliah. Waktu Papih seumur kamu Papih ga ada biaya untuk kuliah. Jangan sia-sia in kesempatan ini . Jangan mau bodoh kaya Papih yang ga pernah nyobain bangku kuliah. Papih cuman mau liat anak-anak Papih semua sarjana dan sukses. Waktu kamu sukses bukan Papih yang nikmatin itu, tapi kamu dan semua untuk kebaikan kamu”

Saat aku merasa kesal dengan keadaan dan menyalahkan Tuhan , semasa Ia hidup Papi selalu berkata..

“Tuhan itu baik , Tuhan itu ada.. Tuhan tau semua keperluan Ester.. Percaya ajah, dan semua akan indah pada waktunya”

Mengingat perjuangan hidupnya. Apa yang Dia lakukan selalu untuk melihat anak-anaknya bahagia. Saat sebelum meninggal , Papih masih bisa pergi kerja. Walau karna sakitnya Ia harus pulang di tengah jam kerja karena terjatuh, tapi Ia tetap memaksakan diri untuk kerja. 

Prioritas Papih setelah Tuhan adalah keluarga. Dia selalu membanggakan dan membela keluarga, apalagi saat melihat Mami menangis mukanya selalu berubah menjadi maram. Ia tidak pernah mau melihat keluarganya terluka. Hal yang selalu bisa membuatku bersyukur kepada Tuhan adalah ke-2 orang tuaku. Mereka selalu aku banggakan. Mereka orang tua yang harmonis , selalu memproritaskan Tuhan Yesus , mereka yang mengenalkan aku pada Tuhan Yesus, mereka sangat mengutamakan kebahagiaan kami sebagai anak-anaknya. Ya mereka orang tua yang sempurna buatku.

Ketika aku mulai melihat lagi foto-foto di ulang tahunya yang terakhir , air mata selalu menetes deras di pipiku. Ketika mengingat beberapa hari sebelum kepergiannya aku sempat membelikan martabak telur kesukaanya. Papih begitu senang, Ia langsung melahap martabak pemberianku. Entah bahagianya aku jika moment itu terulang kembali..We miss U dad ! 



Aku selalu ingat doa terakhir Papih malam hari sebelum Ia meninggal..


“Trimakasih Tuhan Yesus untuk umur 55 tahun yang Tuhan uda kasih untuk saya. Trimakasih untuk Istri yang baik, untuk pernikahan kami 28 tahun ini. Makasih juga untuk anak-anak yang cantik-cantik.. Sebenarnya Tuhan saya masih ingin melihat anak-anak saya menikah, tapi Jika Tuhan mau panggil saya hari ini Saya siap Tuhan. Ampuni dosa saya. Biarlah kehendakMu saja yang jadi”

Di saat terakhir Ia hidup pun, Ia menyempatkan untuk menemani adik laki-laki ku yang masih duduk di bangku SD ke supermarket untuk menemaninya jajan. Dengan kondisi nya yang sudah semakin parah, kakinya bengkak, susah untuk berjalan Ia tetap memaksakan diri. Ia juga menemani Mamih ke suatu pameran makanan hanya untuk menyenangkan hati Mamih. Aku bahagia ternyata Ia pergi ke pameran itu mengenakan kemeja pemberian dariku. ^^ Oh God! He is the best Dad I ever had !

Semakin mengingat semua kebaikan dan kenangan manis bersama Papih hatiku semakin sakit. Aku semakin ga bisa untuk menerima keadaan ini..




Tapi…

Life must go on ! Hidup ini terus berjalan.. Seiring berjalannya waktu aku semakin mengerti arti kematian sementara. Kami hanya berpisah sementara. Di mana aku akan bertemu lagi bersama Papih suatu hari nanti , entah kapanpun itu aku harus siap.. Yang aku bisa lakukan sekarang tetap bersyukur dan hidup setia ! Setia dalam Tuhan Yesus supaya nanti kita semua bisa berkumpul. Waktu , usia , sakit penyakit, apapun itu ga bisa misahin aku sama Papih.

1 hal lagi yang selalu menguatkanku.. Pada saat itu kebaktian tutup peti Papih, Mamih jatuh pingsan. Lalu setelah kejadian Mamih menceritakan, ternyata pada saat itu Ia merasa rohnya diangkat dari tubuhnya. Ia bisa melihat tubuhnya tertinggal , sedangkan rohnya naik terus ke atas.. Rasa sakit hati , sedih , suara-suara orang menangis hilang perlahan hingga kemudian Ia melihat sosok Papih berjalan terus ke depan, terus berjalan, dan semakin menjauh. Mamih memanggil Papih dan berkata “Pah mau ke mana, Mamah ikut !”. Anehnya Papih gamau mendengar dan terus saja berjalan membelakangi Mamih. Ternyata Papih berjalan ke sosok seseorang yang tinggi, putih, dan bersinar. Ya ! Itu Tuhan Yesus ! Lalu Mamih melihat Tuhan Yesus memeluk erat Papih. Dan ada suara yang hangat begitu dekat berkata 

“Anakku , suamimu sudah bersama dengan aku. Kamu harus kembali. Kamu tidak bisa ikut bersama dengan suamimu. Anak-anak membutuhkan kamu!”

Dan pada saat itu mamih mulai teriak tetap ingin ikut bersama Papih, lama kelamaan suara jeritan dan tangis mulai terdengar. Mamih kembali. Saat rohnya kembali ke dalam tubuh, tubuhnya terasa begitu lemas , hingga pada saat itu mamih tidak bisa berdiri bahkan tanggannya pun susah untuk digerakkan.

Aku sangat bersyukur Tuhan ga ikut mengambil Mamih pada saat itu. Aku sangat percaya di balik Papih yang hebat ada Mamih yang kuat. Aku bersyukur Tuhan masih memberi Mamih yang kuat. Aku harus kuat dan bisa nguatin Mamih. Waktu aku merasa sedih dan kehilangan Papih aku merasa kuat karena adanya pelukan seorang Mamih. 

Ya aku harus mulai menerima memang waktunya Papih pulang , tugasnya sudah selesai. Waktunya dia menerima upah dari apa yang Ia sudah tabur di sini yaitu dengan mendapatkan hidup kekal di Surga. Tunggu aku Papih , suatu saat aku pasti akan bersama-sama Papih lagi. 

The best is yet to come ! Tuhan masih punya rencana yang indah dalam hidupku. Tuhan ga akan pernah ngebiarain anak-anaknya tergeletak. Mungkin pada saat itu aku terjatuh , tapi aku tidak tergeletak ! Aku bisa bangkit, aku gamau selamanya berkabung. Aku harus terus menjalani hidup. Papih udah bahagia di sana. Papih akan jauh lebih bahagia melihat keluarga kami tetap utuh walau tanpa kehadiran seorang Ayah..

Masih banyak yang bisa aku lakukan, salah satunya untuk menguatkan orang-orang yang kehilangan juga. Semua orang pasti akan merasakan kehilangan Ayah, mungkin aku lebih dulu. Tapi jadikan semua ini berkat, dengan menguatkan kalian ! Semoga artikel ini bisa memberkati kalian semua! Tuhan Yesus memberkati 

Dengan siapapun aku menikah nanti , dengan siapapun aku hidup bersama nanti.. Papih adalah laki-laki yang paling aku cintai. Mungkin papih udah meninggal sekarang , tapi Dia selalu hidup di hatiku.

“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita pecaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah”

†1 Tesalonika 4 : 14 †





Comment for any question..

*Fast Respon follow me on instagram or twitter ! @esterherliana or ask me on ask.fm/esterherliana


©copyright, Ester Herliana
esterherliana.blogspot.com 

You Might Also Like

2 comments:

  1. "Semua orang pasti akan merasakan kehilangan Ayah, mungkin aku lebih dulu."...

    Peryataan dari ester ini mungkin bisa menyadarkan beberapa orang termasuk saya untuk menyadari kalau suatu saat kita akan ditinggal oleh kedua orang tua kita dan itu pasti terjadi..selalu lalui hari ini dengan baik agar saat tiba hari dimana kita harus kehilangan orang tua kita, kita sudah siap karena kita tidak mengecewakan orang tua kita..

    ReplyDelete