Only Dad

Monday, February 04, 2013 Ester Herliana 0 Comments



16 Januari 2013

“Only Dad , I think… I miss you, I wish you were alive!”


10 bulan sudah kepergian papih… Tak terasa satu tahun hampir berlalu.. Bisa dibilang banyak suka duka yang sudah kulewati tanpa Papih... Perasaan ini sering muncul.. Perasaan hancur ketika menyadari Papih tidak di sampingku ketika aku membutuhkannya.. Ya.. perasaan di mana aku berfikir hanya Papih yang akan mengerti aku saat ini.. Tak jarang perasaan itu muncul.. Aku sering lemah, sering jatuh.. Imanku jatuh.. Perasaan marah terhadap Tuhan.. Kenapa hanya 20 tahun kebersamaan kami.. Saat imanku jatuh, aku sering marah dan menyalahkan Tuhan. Aku tak sekuat yang orang-orang pikirkan, orang-orang berfikir karena aku sangat dekat dengan Papih (dibandingkan kakak dan adikku) , hal ini wajar.. Padahal aku bukan sekedar ingin dimanjakan oleh Papih, tetapi aku butuh dorongan semangat, kasih, kekuatan, motivasi dari Papih yang tidak pernah aku dapatkan dari siapapun.. 

Banyak hal aku pelajari darinya, sosok penuh kasih dan imannya selalu membuatku terkagum. Dia yang mengajariku tentang iman kekristenan.. Bukan sekedar beragama, tetapi mengalami Tuhan dalam kehidupan. Dia yang selalu bersaksi tentang kebaikan Tuhan di tengah keluarga kami. Dia yang selalu mengingatkan bahwa aku tidak boleh mencintai Mami dan Papih lebih dari aku mengasihi Tuhan. Dia selalu mengingatkan Mami bahwa apapun keadaan Mami dan Papih, bagaimana keadaan mereka ketika berkelahi bahwa “Jangan ada kata cerai dalam kehidupan percintaan mereka”.. Dia seorang pemimpin keluarga yang luar biasa. He is my dad !!! 

Aku hanya berharap bahwa ini hanya mimpi dan segera terbangun kemudian berlari ke kamarnya dan melihat ia masih tertidur pulas di tempat tidurnya. Kalau saja waku bisa diulang. Aku ingin kecupan hangatnya dikeningku, berbincang-bincang bertukar pikiran dengannya, merasakan pelukan hangatnya, menunggunya pulang kerja, melihat senyumannya mendengar prestasiku. 

Tak pernah ia lewati satu hari tanpa saat teduh bersama-sama dengan Mamih. Pagi-pagi sekali sebelum kami anak-anaknya bangun, mereka sudah bangun untuk memuji Tuhan dan berdoa.. Di pagi yang sunyi aku mendengar lagu-lagu pujian dari kamar mereka dan mereka berdoa syafaat bersama.. Ketika mengakhiri hari, mereka pun pasti meluangkan waktu dan masuk kamar kemudian berdoa bersama di kamar mereka, kami pun sering melakukan mezbah keluarga bersama. Aku tau Papih sangat mencintai Tuhan. Sejak muda hingga Papih berkeluarga , Ia selalu ikut sekolah Alkitab. Sepulang kerja Ia tak lupa menyempatkan waktu pergi ke sekolah Alkitab (Sekolah Teologia), aku kagum padanya.. Tak pernah ia bosan dan jenuh untuk mencari Tuhan lebih lagi. Papih selalu merasa haus akan firman dan kasih Tuhan Yesus.. Dan pasti dia sangat sukacita sekarang di sanah bersama setiap saat dengan Tuhan dan berada di pelukan-Nya. 

Satu hal membuatku bersyukur, akhirnya Papih hidup setia sampai Ia dipanggil. Tugasnya sudah selesai. Papih selalu ada di hatiku, dia mempunyai tempat tersendiri di hatiku. Untuk selalu memahami, mendengarkan, peduli, dan mencintaiku selama sisa hidupnya.

Anugrah dan hadian terbesar dari Tuhan adalah memberi Papih di hidupku. Sulit untuk membiarkan Papi pergi tapi aku harus bisa... Aku harus mengembalikan milik Tuhan , sampai kemudian kami akan bertemu di kehidupan kekal bersama dengan Tuhan……..




©copyright, Ester Herliana
esterherliana.blogspot.com 

You Might Also Like

0 komentar: